Enzim
adalah katalis protein yang meningkatkan laju reaksi kimia dan tidak ikut bereaksi (dikonsumsi) selama reaksi dikatalis. Enzim biasanya terdapat dalam konsentrasi
yang sangat rendah di dalam sel, di mana mereka meningkatkan laju reaksi tanpa
mengubah posisi kesetimbangan. Laju
reaksi ke depan maupun reaksi kebalikan ditingkatkan oleh faktor yang sama. Faktor ini biasanya sekitar 103 –
1012.
Meskipun
fenomena fermentasi dan pencernaan telah lama dikenal, tetapi penjelasan
pertama tentang enzim baru dibuat oleh Payen dan Persoz ketika mereka menemukan
bahwa endapan alkohol dari ekstrak ragi mengandung suatu zat yang tidak tahan
panas yang dapat mengubah tepung menjadi gula.
Zat dalam penjelasan
di atas disebut diastase (dari bahasa
Yunani yang berarti “pemisahan”) karena kemampuannya untuk memisahkan dekstrin
yang dapat larut dengan butiran tepung yang tidak larut. Diastase menjadi istilah yang biasa digunakan
untuk campuran enzim ini sampai tahun 1898, ketika Duclaux mengusulkan
penggunaan akhiran –ase dalam nama
enzim.
Banyak enzim
yang dimurnikan dari berbagai sumber, tetapi yang pertama kali mengkristalkan
enzim adalah J.B. Sumner. Enzim yang
dikristalkan ini berasal dari jack beans. Untuk hasil yang memakan waktu 6 tahun
penelitian ini (1924 – 1930), Sumner mendapatkan hadiah Nobel pada tahun
1946. Pekerjaannya didemonstrasikan
sekali saja meskipun enzim-enzim merupakan kesatuan kimia yang berbeda.
Gas karbon
dioksida mudah larut dalam air dan terhidrasi secara spontan membentuk asam
karbonat, yang terdisosiasi dengan cepat menjadi suatu proton dan ion
bikarbonat:
Laju reaksi hidrasi untuk
20 mmol L-1 CO2 pada 250C dan pH 7,2 adalah
~0,6 mmol L-1 s-1.
Dalam sel darah
merah mamalia, enzim karbonat anhidrase
terdapat dalam konsentrasi 1 – 2 g per liter sel (Mr = 30.000),
sehingga konsentrasi molarnya ~50 x 10-6. Laju reaksi hidrasi dengan adanya enzim
karbonat anhidrase dalam kondisi seperti di atas adalah ~50 mol L-1
s-1, yakni mengalami peningkatan laju 8 x 104 kali lipat
dari proses tanpa katalis.
Aspartat
karbomoiltransferase mengkatalisis pembentukan karbamoil aspartat dari
karbamoil fosfat dan aspartat, dalam langkah pertama yang dilakukan untuk
biosintesis pirimidin. Enzim yang
berasal dari bakteri E. coli ini (Mr
= 310.000) terdiri atas 12 subunit, yakni enam regulator dan enam katalis. CTP adalah efektor negatif, yakni
menginhibisi enzim tersebut melalui pengikatan pada subunit regulator. ATP adalah efektor positif yang bekerja
melalui subunit regulator, sedangkan suksinat menginhibisi reaksi yang terjadi
dengan cara berkompetisi langsung dengan aspartat pada sisi aktif.
Luas permukaan enzim yang
paling kecil sekalipun (seperti ribonuklease, Mr = 12.000) yang
ditempati oleh gugus kimia yang akan diikat oleh reaktan, adalah kurang dari 5
persen dari luas total. Daerah ini
disebut sisi aktif.
Karbonat anhidrase memiliki satu ion Zn2+
per molekul enzim. Ion logam tersebut
berada pada sisi aktif. Aspartat
karbamoiltransferase memiliki enam ion Zn2+ per dodekamer, yang
diperlukan untuk stabilisasi kompleks.
Tanpa Zn2+, heksamer ini akan terdisosiasi.
0 comments:
Post a Comment